Assalamualaikum wr wb..
Sy pernah melihat video tentang cara sholat fardhu, contoh sholat ashar, ketika 2rakaat terakhir setelah membaca surat al-fatihah tidak membaca surat pilihan/pendek, dan langsung pada takbir. kalau yang begitu sholatna bagaimana ya?
Jazzakumullah khairon katsiroh ustadz Dari sdr. Mpus
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, Ulama menegaskan, dianjurkan agar rakaat ketiga dan keempat lebih ringan dibandingkan rakaat pertama dan kedua.
Ketika Saad bin Abi Waqqas menjadi gubernur Kufah dan mengimami shalat, banyak penduduk Kufah yang mengeluh kepada Umar. Mereka mengatakan, Saad tidak bisa shalat dengan benar. Di hadapan Umar, Saad mengatakan, ‘Saya tidak peduli dengan komentar mereka selama saya mempraktekkan shalat Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dzuhur dan asar. Saya memanjangkan dua rakaat pertama dan meringankan dua rakaat kedua.’
Umar memberikan komentar,
ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ
“Itu yang menjadi dugaan saya dari kritik mereka, wahai Saad.” (HR. Ahmad 1510, Bukhari 755, dan Nasai 1003).
Kedua, Ulama berbeda pendapat, apakah ketika rakaat ketiga dan keempat dianjurkan membaca surat ataukah cukup membaca Al-Fatihah.
Sebagian ulama menganjurkan agar tetap membaca surat atau beberapa ayat. Ini adalah pendapat Abu Bakr As-Shidiq radhiyallahu ‘anhu.
Sebagian ulama menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah saja dan tidak membaca surat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, diantaranya hanafiyah dan hambali.
Sementara Imam As-Syafii memiliki dua pendapat: pendapat pertama beliau menganjurkan membaca surat seusai Al-Fatihah di rakaat ketiga dan keempat, dan kedua beliau menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah. (Ta’liq Ashlu Shifat Shalat Nabi, hlm. 2/468).
Ketiga, Berdasarkan kesimpulan di atas, ulama sepakat bahwa boleh hanya membaca surat Al-Fatihah saja ketika rakaat ketiga dan keempat. Juga terdapat riwayat dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان يقرأ في الظهر في الأوليين بـ: {أم الكتاب} وسورتين، وفي الركعتين الأخريين بـ: {أم الكتاب}
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca di dua rakaat pertama shalat zuhur dengan Al-Fatihah dan surat, sementara di dua rakaat terakhir dengan Al-Fatihah. (HR. Bukhari 776, Muslim 451, dan yang lainnya).
Catatan:
Diantara kebiasaan Abu Bakr as-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ketika shalat maghrib pada rakaat ketiga, Abu Bakr terbiasa membaca surat Ali Imran ayat 8, yaitu firman Allah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”.
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman (no. 781) dan sanadnya shahih.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)