Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Doa Setelah Sholat Fardhu


TULISAN ARAB

.بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْ
.اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَ تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ. وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَات اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ
اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ.
اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ
اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا
رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

TULISAN INDONESIA

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN. HAMDAY YU-WAAFII NI'AMAHUU WA YUKAAFI'U MAZIIDAH. YAA RABBANAA LAKALHAMDU WA LAKASY SYUKRU KA-MAA YAMBAGHIILIJALAALIWAJHIKA WA 'AZHIIMISUL-THAANIK.
ALLAAHUMMA SHALLIWASALLIM 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. SHALA ATAN TUN AJIHNAA BÍHAA MINJAMII'IL AHWAALI WAL AAFAAT. WA TAQDHII LANAA BIHAA JAMII'AL HAAJAAT. WA TUTHAHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII'IS SAYYI'AAT. W ATARFA ' UN A A BIHAA 'INDAKA ' A'LADDARAJAAT. WA TUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHAL GHAAYAATI MIN JAMII'IL KHAIRAATIFIL HAYAATIWA BA'DAL MAMAAT. INNAHU SAMII'UN QARIIBUM MUJIIBUD DA'AWAAT WAYAA QAADHIYAL HAAJAAT.
ALLAAHUMMA INNAA NAS'ALUKA SALAAMATAN FTDDIINI WADDUN-YAA WAL AAKHIRAH. WA 'AAFIYA-TAN FIL JASADI WA SHIHHATAN FIL BADANI WA ZIYAADATAN FIL 'ILMI WA BARAKATAN FIRRIZQI WA TAUB ATAN QABLAL MAUT WA RAHM ATAN 'INDALMAUT WA MAGHFIRATAN BA'D AL MAUT. ALLAAHUMMA HAWWIN 'ALAINAA FII SAKARAATIL MAUT WAN NAJAATA MINAN NAARI WAL 'AFWA 'INDAL HISAAB.
ALLAAHUMMA INNAA NA'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL HARAMI WA 'ADZAABIL QABRI.
ALLAAHUMMAINNAA NA'UUDZU BIKA MIN 'ILMIN LAA YANFA' W AMIN QALBIN LAA YAKHSYA' W AMIN NAFSIN LAA TASYBA' WAMIN DA'WATIN LAA YUSTAJAABU LAHAA.
RABBANAGH FIRLANAA DZUNUUBANAA WA LIWAA-LIDIINAA WALIMASYAAYIKHINAA WA LIMU'ALLI-MIENAA WA LIMAN LAHUU H AQQUN' ALAIN AA WA LIM AN AHABBA WA AHSANA ILAINAA WA LIKAAFFATIL MUS LIMUN A AJMA'IIN.
RABBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS SAMII'UL 'ALIIM, WA TUB 'ALAINAA INNAKA ANTAT TA WWA ABUR RAHIIM.
RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR.
WASHALLALLAAHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMA-DIN WA'ALAA AALIHIWA SHAHBIHIIWA SALLAM, WAL HAMDU LILLAAHIRABBIL 'AALAMIIN.


ARTINYA

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.
Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.
Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab.
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan dari azab kubur
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak terkabul.
Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam
Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

Apakah Doa Anak Yatim Mustajab?

Doa Anak Yatim

Benarkah doa anak yatim itu mustajab? Adakah dalilnya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Ada beberapa orang yang doanya diijabahi oleh Allah. Diantaranya 3 orang yang disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاثَةٌ لا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِي لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Ada 3 orang yang doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang berpuasa ketika berbuka, dan doanya orang yang didzalimi, diangkat oleh Allah ke atas awan, pintu-pintu langit dibuka untuk menyambutnya, dan Allah Ta’ala berfirman, “Demi Keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu, meskipun berselang beberapa waktu.” (HR. Turmudzi 2525 dan dishahihkan al-Albani).
Termasuk doanya orang tua kepada anaknya dan doanya orang yang sedang safar. Dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Ada 3 doa yang mustajab, dan tidak diragukan mustajabnya, yaitu doanya orang yang didzalimi, doanya musafir, dan doa orang tua kepada anaknya. (HR. Ahmad 7510 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Apakah Doa Anak Yatim juga Mustajab?

Kami tidak menjumpai adanya dalil yang menyebutkan bahwa doa anak yatim mustajab. Yang ada adalah larangan untuk mendzalimi atau menghardik anak yatim. Karena mereka orang yang lemah, ayahnya telah meninggal, sehingga tidak ada lelaki dewasa yang membelanya.
Allah berfirman,
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
“Adapun anak yatim, janganlah kalian menghardiknya.” (QS. Ad-Dhuha: 9).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan agar kita menyayangi anak yatim.
Dalam hadis dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا قَلِيلًا
Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim di surga seperti ini.. beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dengan sedikit direnggangkan. (HR. Bukhari 6005 dan Ahmad 22820).
Demikian. Allahu a’lam …

Lupa Berdoa saat Berhubungan Suami Istri?

 

Pertanyaan : Bagaimana jika lupa baca doa sebelum berhubungan intim? Apakah harus baca doa setelahnya? Trim’s…


Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Membaca doa sebelum berhubungan memiliki banyak sekali manfaat. Diantaranya,

Pertama, Sebagai tabir aurat manusia dari pandangan jin

Dalam hadis dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سِتْرُ ما بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ ، إِذَا خَلَعَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ 

“Tabir antara pandangan mata jin dengan aurat bani adam (manusia) adalah apabila seseorang melepas pakaiannya, dia membaca: bismillah. (HR. Ibnu Adi, at-Thabrani dalam Mu’jam al-Ausath – al-Mathalib al-Aliyah, al-Hafidz Ibnu Hajar, no. 37).

Kedua, Anak hasil hubungan dilindungi oleh Allah

Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa:

بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا 

“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”

Jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari 141 dan Muslim 1434)

Bagaimana jika lupa? Jika lupa, tentu saja kesempatan untuk mendapatkan manfaat di atas menjadi hilang. Hanya saja, doa ini tidak wajib, dan tidak ada kaffarah jika ditinggalkan. Dan tidak ada anjuran untuk membacanya di tengah jimak atau setelah jimak.

Dalam Fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

وهذا الدعاء مستحب لا واجب، فمن تركه ولو عمدا لم يكن عليه جناح 

Doa ini anjuran dan tidak wajib. Karena itu, siapa yang meninggalkannya, meskipun sengaja, tidak berdosa. (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 146507)

Apakah anaknya akan menjadi durhaka? Jika Allah takdirkan jadi anak, apakah anaknya akan menjadi durhaka?

salah satu sebab untuk melindungi anak dari godaan setan adalah dengan membaca doa sebelum melakukan hubungan badan.

Hanya saja perlu dipahami, bahwa itu hanya salah satu sebab. Artinya, masih ada sebab lain yang membentuk karakter seorang anak.

Ulama menegaskan bahwa hadis ini tidaklah menunjukkan bahwa setiap anak terlahir dari hasil hubungan badan yang sebelumnya diawali dengan doa, dia akan menjadi manusia yang makshum, terbebas dari setiap dosa dan godaan setan.

Karena setiap kejadian ada sebab dan ada penghalang. Usaha orang tua, yang berdoa ketika hendak berhubungan badan, merupakan salah satu sebab agar anak tersebut selamat dari godaan setan. Akan tetapi, dalam perjalanan hidupnya, terdapat banyak penghalang dan sebab lainnya, yang membuat anak ini tidak bisa bersih dari godaan setan, sehingga dia melakukan kemaksiatan. (Taisirul Alam Syarah Umdatul Ahkam, 1/588)

Karena itu, bukan jaminan bahwa setiap anak yang terlahir dari hubungan badan yang diawali dengan doa, pasti akan menjadi anak yang soleh. Demikian pula sebaliknya, bukan jaminan, setiap anak yang terlahir dari hubungan badan tanpa diawali doa, atau bahkan terlahir dari hubungan haram (zina), pasti akan menjadi anak setan, atau bala tentara iblis.

Diantara usaha yang bisa dilakukan orang tua adalah memperhatikan pendidikan selama masa tumbuh kembang anak. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. at-Tahrim: 6)

Termasuk mendoakan agar keluarga selalu mendapat penjagaan, dan diberi hidayah. Seperti doa yang Allah sebutkan di surat al-Furqan ketika Allah bercerita tentang karakter ibadurrahman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا 

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Furqan: 74).

Demikian, Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Doa Ketika Mendengar Petir


Assalamualikum. Saudara Muslim RMI Alur Cucur. Musim hujan mulai terjadi di sebagian besar kota indonesia. Alhamdulillah hujan ada rezeki dari Allah yang patut disyukuri sehingga kita dianjurkan berdoa, beberapa dari kita mungkin sudah menghapal doa turun hujan. Sering kali hujan turun sangat deras dan terkadang disertai dengan suara petir. Dan ada doa yang bisa kita baca ketika kita mendengar petir.


Berikut adalah doa ketika mendengar petir.

Apabila Abdullah bin Az-Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi

“Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya”1

Doa yang lain, dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَالَّذِيسَبَّحَتْلَهُ

‘Subhanalladzi sabbahat lahu’

“ Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya”

Lalu beliau mengatakan,

قال إن الرعد ملك ينعق بالغيث كما ينعق الراعي بغنمه

”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.”2


Catatan:


Perlu diketahui bahwa tidak ada doa yang marfu’ (bersumber langsung sanadnya) dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ada adalah atsar dari sahabat, dalam fatwa Al-lajnah Ad-Daimah (semacam MUI di Saudi) dijelaskan,

من عمل بهذا اقتداءً بهذا الصحابي فلا بأس بذلك، ولا نعلم شيئاً ثابتاً فيه مرفوعاً إلى النبي صلى الله عليه وسلم

barangsiapa yang mengamalkan dengan mencontoh para Sahabat, maka tidak mengapa. Kami tidak mengetahui sedikitpun hadits yang marfu’ (sampai sanadnya) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”3


Catatan Kaki
1 Al-Muwaththa’ 2/992. Al-Albani berkata: Hadits di atas mauquf yang shahih sanadnya. Sumber : Kitab Hisnul Muslim Said bin Ali Al Qathanis

2 Lihat Adabul Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syaikh Al Albani

3 Sumber: www.islamweb.net

—Penyusun: Milkul Musowwir Lubis

Hukum Berdoa di dalam Hati


Pada dasarnya pembicaraan hati tidak termasuk amalan yang tercatat sebagai dosa bagi pelakunya, selama tidak diucapkan atau dilakukan. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إن الله تجاوز عن أمتي ما حدثت به نفسها ما لم تتكلم به أو تعمل به

"Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang terlintas dalam batin umatku selama belum diucapkan atau belum dilakukan." (Muttafaq Alaihi)

Namun jika ia mampu menahan perbuatan tersebut untuk tidak dilakukan maka tercatat baginya satu pahala kebaikan, Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Sayyidina Abbas radhiallahu’anhuma dari Nabi sallallahu’alahi wasallam,

"Sesungguhnya Allah telah menulis kebaikan dan kejelekan, kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berkeinginan kuat untuk melakukan kebaikan kemudian tidak bisa melakukannya, maka Allah mencatat disisi-Nya satu kebaikan sempurna. Kalau dia berkeinginan untuk melakukan kebaikan kemudian dia melakukannya, maka disisi-Nya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kebaikan sampai kebaikan yang banyak sekali. Dan barangsiapa yang berkeinginan kuat untuk melakukan kejelekan, kemudian dia tidak jadi melakukan. Maka Allah mencatat di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna. Jikalau berkeinginan melakukan kejelekan dan melakukannya. Allah mencatatnya dengan satu kejelekan saja."

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam kitab Fathul Bari (11 / 325) : “ Hadits ini merupakan dalil bahwa Malaikat itu mengetahui apa yang ada dalam hati manusia. Bisa jadi kerena Allah memberitahukan kepadanya atau Allah menciptakan ilmu yang bisa mengetahui hal tersebut. Yang menguatkan pertama adalah apa yang dikeluarkan Ibnu Abu Dunya dari Abu Imron Al-Juni berkata :

" Malaikat dipanggil dan diperintahkan : " Tulislah untuk si fulan ini dan itu, dia berkata : Wahai Tuhanku. Dia belum beramal. Kemudian Allah Berkata : " Dia telah meniatkannya ". dikatakan juga ada malaikat untuk orang yang berkeinginan jelek ada bau busuk dan dengan keinginan baik ada bau wangi. Hal ini seperti yang dikeluarkan oleh Thobari dari Abu Ma'syar Al-Madani dan riwayat seperti ini juga dari Sofyan bin Uyainah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimaiyah pernah ditanya tentang hadits Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam : " Jikalau seorang hamba berkeinginan melakukan kebaikan kemudian dia tidak melakukannya, maka dia dicatat baginya satu kebaikan penuh… " Keinginan adalah hal yang tersembunyi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Bagaimana Malaikat bisa mengetahuinya ??

Beliau menjawab : " Segala puji hanya milik Allah semata, masalah ini telah dijawab oleh Sofyan bin Uyainah beliau berkata : " Bahwasanya ketika seseorang berkeinginan melakukan kebaikan, Malaikat mencium bau harum dan ketika berkeinginan melakukan kejelekan dia akan mencium bau busuk ".

Yang benar bahwa Allah mampu memberitahukan kepada Malaikat apa-apa yang ada dalam diri seorang hamba bagaimanapun juga caranya "  (Majmu' Fatawa : 4 / 252)

Para ulama menyatakan, "Dalam membaca Alquran seorang harus menggerakkan lidah dan kedua bibirnya. Tanpa melakukan itu maka tidak teranggap sebagai bacaan, namun terhitung sebagai tadabbur atau tafakkur. Oleh karenanya seorang yang sedang junub tidak dilarang membaca Alquran dalam hatinya atau orang yang sedang buang hajat tidak dilarang untuk berzikir dalam hati."

Khusus untuk doa dalam hati; tanpa pengucapan di lisan, kami tidak menemukan dalil terkait hal itu. Akan tetapi terdapat dalil yang menerangkan bahwa berzikir dalam hati adalah amalan berpahala. Dan tidak berlebihan apabila hal ini diqiyaskan dengan doa. Dalam sebuah hadis Qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Allah subhanahu wa taala berfirman, "Aku adalah sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku kepada-Ku, Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingat-Ku, maka apabila dia mengingat aku dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hati, dan bila dia mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai, bahkan lebih baik dari pada pengingatannya." (HR. Bukhori dan Muslim)

Ada pernyataan para ulama yang menerangkan pentingnya amalan hati dalam berdoa, dan bahwasanya ucapan lisan hanya sebagai pengikut saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan, "Asalnya doa itu muncul dari hati. Adapun ucapan lisan adalah sebagai pengikut hati. Siapa yang menjadikan konsentrasinya saat berdoa pada pembenahan lisan saja, maka akan melemah munajat hatinya. Oleh karena itu seorang yang berada dalam kondisi genting, berdoa dengan hatinya. Sebuah doa yang membuka pintu kesulitan yang ia alami, yang sebelumnya tidak pernah terbetik dalam benaknya." (Majmu Al Fatawa 2/287). (Rujukan: Fatawa Syabakah Islamiyah no. 117527)

Oleh karenanya, setelah kita mengetahui bahwa berdoa dalam hati tercatat sebagai pahala, artinya hukumnya boleh karena diqiyaskan dengan zikir, maka dianjurkan juga untuk mengangkat tangan ketika berdoa, sebaimana ketika memanjatkan doa dengan lisan kita.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ

“Sesungguhnya Allah itu sangat pemalu dan Maha Pemurah. Ia malu jika seorang mengangkat kedua tangannya berdoa kepada-Nya, lalu mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)


Dzikir Dalam Hati

Dzikir dalam hati tanpa gerakan lisan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun pahalanya berbeda dalam pandangan agama dengan orang yang melafadzkan dengan lisannya. Karena pahala berkaitan dengan perkataan yang diucapkannya.

Sementara ucapan tidak akan bisa tanpa melafadzkan dengan lisan. Akan tetapi sebagian ulama' berpendapat bahwa gerakan lisan saja cukup meskipun tidak keluar suara yang bisa didengar orang yang mengucapkannya.

Pendapat ini adalah dari Malikiyah dan dikuatkan oleh Syekh Islam Ibnu Taimiyah. Ibnu Muflih rahimahullah berkata di kitab : Furu' " ( 1 / 410 ) Syekh kami – yakni Ibnu Taimiyah _ cukup dengan huruf meskipun tidak terdengar suaranya ".

Akan tetapi Jumhur ulama ( kebanyakan ulama' ) berpendapat harus melafadzkan sampai terdengar pada dirinya. Imam Nawawi berkata dalam Syarh Muhaddzab ( 3 / 120 ) menjelaskan: " Kalau sekiranya tidak terdengar maka itu bukan adzan juga buka ucapan "

Beliau juga berkata lagi : “ Ketahuilah bahwa dzikir-dzikir yang dianjurkan oleh agama baik dalam shalat ataupun yang lainnya, baik yang wajib maupun sunnah. Ia tidak dihitung dan tidak dianggap sampai diucapkan dan didengarkan dirinya dalam kondisi pendengarannya baik tidak cacat “ (Al-Adzkar : 42)

Wallahu A'lam.

Kami Masih Setia #BelaQuran

Kami Masih Setia #BelaQuran

Derap langkah para mujahid bergema memenuhi jagad, saat matahari belum lagi keluar dari peraduan, namun bumi menyambut seolah merindukan mereka

Tanah-tanah yang diinjak menaburkan debu ribath, terjaganya mata dan habisnya tenaga yang akan Allah banggakan di tengah-tengah penduduk langit semuanya

Mereka manusia namun tekadnya melebihi malaikat, sebab akal mereka tertuju satu hanya pada Allah, hari ini adalah sebuah pertunjukan, resolusi iman di dada

Lafadz Al-Quran terhias pada lisan mereka, kaki-kaki mereka dikuatkan dzikir, mata mereka disejukkan doa-doa kaum Muslim yang melantunkan puji bagi Allah

Airmata dan peluh menyatu, pilu tersebab dilukai, Al-Quran kitab yang paling mereka cinta, begitu ringannya dilecehkan dan dinista, mereka turun menuntut keadilan

Aqidah mereka yang menjadi sebab semua ini, sebab #BelaQuran adalah kewajiban, bukti cinta, manifestasi penghambaan pada Allah, tak surut oleh rintangan

Kendaraan bisa dihambat, perjalanan bisa dipersulit, alasan demi alasan memperlambat, angkutan bisa dibatalkan. Tapi keimanan takkan pernah redup sedikitpun

Tuduhan pada mereka berhambur, mulai dari hanya urusan perut sampai dibayar ratusan ribu, mereka tak peduli, jumlah dan tekad mereka jadi jawaban tak terbantah

Memang hanya mereka yang berpenyakit hati, atau tak punya keimanan, atau kawan penista, yang tak mampu melihat kesungguhan sebab iman

Hari ini kita gaungkan kalimat tauhid, aqidah dan penyembahan sempurna pada Rabb semesta alam, ikatkan diri pada ukhuwah dan syiarkan syariah, #BelaQuran

Allah saksi bahwa hati kita hari ini terpaut dengan Al-Quran, langkah kita hanya sebab cinta pada Al-Quran, dan jiwa kita memohon Al-Quran membela kita kelak

Nasihat Agar Tidur tidak Diganggu Jin


Pertanyaan:

Assalamualaikum.
Maaf Ustadz, saya mau tanya. Setiap kali saya mau tidur saya selalu diganggu sama Jin, padahal saya belum tidur. Saya juga sadar kegiatan-kegiatan orang-orang yang ada di sekitar saya, tapi saya tidak bisa minta tolong. Saya juga susuh bergerak. Badan saya terasa dipegang sama setan, semakin lama semakin kuat, padahal saya sudah baca bermacam-macam doa.
Dengan susah payah saya baru bisa lepas dari pegangan tersebut dan akhirnya dengan nafas “ngos-ngosan” baru saya lepas. Jadi kalau mau tidur saya takut.

Apa yang harus sya baca supaya setan itu tidak mengganggu saya?

Kenapa saya bisa diganggu dan siapa itu sebenarnya?

Oh ya Ustadz, ini sudah saya alami sejak saya 9 tahun. Sekarang umur saya sudah 30 tahun. Terima kasih banyak.

Wassalamualaikum.

Dari: Rinatu


Jawaban:

Wa’alaikumussalam

Sebelumnya kita perlu memahami bahwa semua kondisi tidak nyaman, tidak enak yang dialami setiap muslim, sejatinya bisa menjadi sumber pahala baginya. Dengan syarat, dia berusaha untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah dengan musibah itu. Termasuk ketika Anda tidak nyaman pada saat istirahat, baik karena gangguan makhluk halus maupun makhluk ‘kasar’. Jadikan pengalaman pahit Anda dalam hidup ini sebagai sumber pahala. hadirkan perasaan mengharap pahala dari Allah Ta’ala.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, ganggung orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641).


Terkait aktivitas tidur, sekuat apapun manusia, dia menjadi sangat lemah ketika tidur. Orang yang tidur lelap, bisa menjadi sasaran bagi makhluk jahat di sekitarnya. Jika dia bisa merasa aman dari gangguan manusia, tidak ada jaminan aman dari gangguan makhluk yang tidak nampak. Itulah jin yang jahat. Jika mereka tidak mengganggu Anda di alam nyata, bisa jadi mereka akan mengganggu Anda di alam mimpi. Itulah kesempatan terbesar bagi setan untuk bertindak nakal, mengganggu manusia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرؤيا ثلاث حديث النفس وتخويف الشيطان وبشرى من الله

“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Jika gangguan dari luar, Anda bisa meminta bantuan orang lain untuk mengusirnya. Tapi ini tidak berlaku ketika dalam mimpi. Anda tidak mungkin memanggil teman, suami, atau istri Anda untuk mengusir setan yang mengganggu Anda dalam dunia mimpi. Karena itulah, orang yang tidur tanpa berdzikir terlebih dahulu, akan menjadi penyesalan baginya.

Dalam al-Adzkar, an-Nawawi membuat judul bab:
“Bab Makruh Tidur tanpa Berdzikir kepada Allah (sebelum tidur)” (al-Adzkar, Hal. 95).

Selanjutnya, an-Nawawi menyebutkan hadis berikut: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعاً لا يَذْكُرُ اللَّهَ تَعالى فِيهِ كانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللَّهِ تَعالى تِرَةٌ

“Siapa yang tidur, sementara tidak berdzikir ketika hendak tidur, akan menjadi penyesalan baginya di hadapan Allah.” (HR. Abu Daud 4856 dan dishahihkan al-Albani).


Malaikat dan Setan Menghadiri Seseorang yang Hendak tidur

Dalam hadist yang berasal dari Jabir bin Abdullah, dinyatakan:

إذا أوى الرجل إلى فراشه أتاه ملك وشيطان فيقول الملك اختم بخير ويقول الشيطان اختم بشر فان ذكر الله ثم نام باتت الملائكة تكلؤه

“Apabila manusia berbaring di pembaringannya (akan tidur), malaikat dan setan segera menghampirinya. Malaikat membisikkan, “Akhiri (malam-mu) dengan kebaikan”, sedangkan setan membisikan, “Akhiri (malam-mu) dengan keburukan”. Apabila dia berdzikir menyebut nama Allah kemudian tidur, maka malaikat melindungi dia di malam itu.” (HR. Ibnu Hibban 5533, Hakim dalam al-Mustadrak 1969 dan beliau shahihkan, kemudian disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Di saat Anda tidur, Anda sangat butuh pertolongan dan pengamanan dari Allah. Untuk mendapatkan jaminan keamanan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita berbagai doa dan dzikir sebelum tidur. Anda bisa rutinkan doa ini, setiap kali Anda hendak tidur:


Pertama, Ruqyah badan sebelum tidur

Bacaan ini telah disebutkan di pembahasan doa yang dibaca orang sakit. Namun, mengingat bacaan ini erat kaitannya dengan kegiatan tidur, maka di kesempatan ini perlu kita sebutkan ulang.

Yang dimaksud ruqyah itu adalah membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, kemudian ditiupkan ke dua tangan, lalu diusapkan ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau, sambil berbaring.

Hadis selengkapnya:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي المَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ، فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ، وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Mu’awidzat, lalu meniupkan tangan untuk diusap ke badannya ketika beliau sakit yang mengantarkan kematian. Ketik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah sangat parah, aku (Aisyah) yang meniupkan ke tangan dengan bacaan surat tersebut, dan aku gunakan tangan beliau untuk mengusap badan beliau, karena tangan beliau berkah. (HR. Bukhari no. 5735)

Kedua, Tidur dengan Nama Allah

بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
BISMIKA ALLAHUMMA AMUUTU WA AHYAA

“Dengan Nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.”

Keterangan:

Orang yang sedang tidur, sejatinya sedang Allah wafatkan. Allah berfirman:

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى

“Allah mewafatkan jiwa (orang) ketika matinya dan (mewafatkan) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya (sehingga tidak bangun dari tidurnya) dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.” (QS. Az-Zumar: 42)

Karena itulah, ketika hendak tidur, kita membaca : Dengan Nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup. Maknanya, aku mati ketika tidur dan aku hidup ketika bangun.
Allahu a’lam.

Hadis Selengkapnya:
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ: «بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا»

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, beliau membaca: Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa.. (HR. Bukhari 6324)


Ketiga, Ayat Kursi

Baca ayat kursi sebelum tidur. Jika Anda belum hafal, bisa buka surat Al-Baqarah ayat: 255. Bacaan ini sebelum tidur memiliki keutamaan yang besar.

Hadis selengkapnya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat Ramadhan. Malam harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia dusta, dia akan kembali lagi.” Benar, di malam kedua dia datang lagi. Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Dia mengatakan:

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi sampai selesai satu ayat. Maka akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.” (HR. Bukhari 2311)

Keempat, Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah, Sudah Mencukupi

Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, mulai: [آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ] sampai selesai. Tepatnya surat Al-Baqarah ayat 285 dan 286. Dua ayat ini cukup bagi Anda dari segala sesuatu.

Keterangan:
  1. Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, sarat dengan kandungan makna iman, islam, bergantung kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, tawakkal kepada-Nya, diakhiri dengan permohonan ampunan dan rahmat.
  2. Makna “dua ayat ini cukup bagi pembacanya” : dua ayat ini akan menjaganya dari segala keburukan, dan melindunginya dari segala yang dibenci. Ada sebagian ulama yang mengatakan; dua ayat ini menjadi sebab baginya untuk bangun malam. Sehingga dia bisa mudah melakukan tahajud.
[keterangan Dr. Dib Bagha dalam Ta’liq Shahih Bukhari, 5/84]

Hadis Selengkapnya:

Dari Abu Mas’ud Al-badri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الآيَتَانِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ، مَنْ قَرَأَهُمَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Dua ayat di akhir surat Al-Baqarah, siapa yang membacanya di suatu malam, itu sudah cukup baginya.” (HR. Bukhari 4008 & Muslim 807)

Kelima, Dzikir Pelepas Lelah

Anda yang sedang menahan rasa sakit, terkadang membuat Anda sangat lelah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dzikir yang bisa menambah kekuatan bagi Anda, sehingga mengurangi kelelahan Anda karena sakit atau karena aktivitas lainnya.

Dzikir itu adalah membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali, sehingga genap 100.

  • Tasbih : سُبْحَانَ اللهِ [SUBHAANALLAH]
  • Tahmid : الْحَمْدُ للهِ [ALHAMDULILLAH]
  • Takbir : اللهُ أَكْبَرُ [ALLAHU AKBAR]
Hadis Selengkapnya:

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Fatimah pernah mengadukan tangannya yang lecet karena sering memutar gilingan. Ketika itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru memililki seorang budak. Fatimah pun datang ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (berharap diberi budak sebagai pembantu), namun beliau tidak ada dan hanya menemui Aisyah. Fatimah menyampaikan keluhannya kepada Aisyah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, Aisyah memberitahu tentang kedatangan Fatimah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Malam harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami (Ali dan Fatimah). Sementara kami sudah di tempat tidur. Kamipun beranjak berdiri, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelahi: “Tetap di tempat.” Beliaupun duduk diantara kami, sampai aku bisa merasakan dinginnya kaki beliau sampai ke dadaku. Beliau bersabda:

ألا أعلمكما خيرا مما سألتما، إذا أخذتما مضاجعكما، أن تكبرا الله أربعا وثلاثين، وتسبحاه ثلاثا وثلاثين، وتحمداه ثلاثا وثلاثين، فهو خير لكما من خادم

“Akan aku ajari kalian, sesuatu yang lebih baik dari pada yang kalian minta. Jika kalian hendak tidur, bacalah takbir [ALLAHU AKBAR] 34 kali, tasbih [SUBHANALLAH] 33 kali, dan tahmid [ALHAMDULILLAH] 33 kali. itu lebih baik bagi kalian dari pada seorang pembantu.” (HR. Bukhari 3113 dan Muslim 2727)

Semenjak mendengar petuah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi, Ali tak pernah lalai meninggalkan wirid tadi. Ia selalu membacanya, bahkan di malam perang Shiffin (HR. Bukhari keterangan hadis no. 5362)

Makna dzikir sebelum tidur lebih baik dari pada pembantu:

1. Al-Hafizh Badruddien al-‘Aini menjelaskan beberapa kemungkinan makna mengapa wirid di atas lebih baik dari pada pembantu (Umdatul Qori, 22:288):

a. Wirid itu lebih baik dari pada pembantu karena wirid berkaitan dengan akhirat, sedangkan pembantu berkaitan dengan dunia. Dan akhirat lebih kekal dan lebih afdhal dari dunia.
b. Dzikir ini bisa menjadi sebab orang mendapatkan kekuatan, sehingga bisa mampu melakukan banyak pekerjaan, melebihi kekuatan seorang pembantu.

2. Al Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, hadits ini tidak berarti bahwa rasa lelah pasti hilang bila seseorang rutin membacanya. (Fathul Bari, 11:125)

3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga berpendapat senada. Menurut beliau, siapa yang rajin membaca wirid tadi di waktu malam, niscaya tidak akan kelelahan.

Keterangan:

Urutan dzikir ini bebas, boleh tasbih dulu kemudian tahmid, lalu takbir. Bisa juga takbir dulu, kemudian tasbih, lalu tahmid. Karena ada beberapa macam riwayat yang berbada mengenai hal ini. (Fathul Bari, 11:122)

Keenam, Agar Diwafatkan di Atas Fitrah

Sebelum tidur Anda berwudhu, ketika sudah berbaring, baca:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA, WA WAJJAHTU WAJHII ILAIKA, WA FAWWAD-TU AMRII ILAIKA, WA ALJA’-TU DZAHRII ILAIKA, RAGHBATAN WA RAHBATAN ILAIKA. LA MALJA-A WA LAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA. AAMAN-TU BI KITAABIKAL-LA-DZII ANZALTA WA BI NABIYYIKAL-LA-DZII ARSALTA

Ya Allah, aku pasrahkan jiwaku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, akku sAndarkan diriku kepada-Mu, karena mengahrapkan pahala-Mu dan takut adzab-Mu, tiada tempat bersAndar dan menyelamatkan diri dari hukuman-Mu kecuali berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus.

Keutamaan:

Siapa yang membaca doa ini sebelum tidur, kemudian malam harinya dia meninggal, maka dia mati di atas fitrah (islam). Dan jika bangun di pagi hari, maka dia mendapat pahala.

Hadis Selengkapnya:

Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada beliau:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ، وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، ….، فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الفِطْرَةِ وَإِنْ أَصْبَحْتَ أَصَبْتَ أَجْرًا فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ “

“Jika kamu hendak tidur, berwudhulah seperti wudhu ketika shalat. Kemudian berbaringlah miring ke kanan dan ucapkan: Allahumma aslamtu nafsii ilaika…dst. Jika kamu meninggal maka kamu mati dia atas fitrah, dan jika bangun pagi maka kamu mendapatkan pahala. Jadikanlah bacaan ini yang terakhir kamu ucapkan.” (HR. Bukhari 6311 dan Muslim 2710)


Keterangan:
  • Yang dimaksud : Mati di atas fitrah adalah mati di atas islam
  • Dianjurkan untuk berwudhu sebelum tidur, jika tidak memberatkan.
  • Dianjurkan tidur miring ke kanan, jika bisa melakukannya.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

Dzikir Penangkal Gangguan Jin dan Sihir II


Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Pada artikel sebelumnya (Dzikir Penangkal Gangguan Jin dan Sihir), kita telah menyebutkan banyak keutamaan merutinkan dzikir setiap pagi dan sore.

Dzikir Penangkal Gangguan Jin dan Sihir


Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

1001 manfaat bagi orang yang merutinkan dzikir pagi-sore.. di dua waktu ini, Allah memotivasi kita untuk kita jadikan sebagai waktu berdzikir.


Allah perintahkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu istighfar dan banyak berdzikir setiap pagi dan sore,

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“Mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Ghafir: 55).

Allah perintahkan Nabi Zakariya untuk rutin berdzikir setiap pagi dan sore,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

Perbanyaklah berdzikir menyebut nama Rabmu, dan sucikan Dia setiap sore dan pagi. (QS. Ali Imran: 41).

Allah juga memuji orang yang rajin dzikir dan berdoa setiap pagi dan petang,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya…” (QS. al-Kahfi: 28).

Mengapa Ditekankan Dzikir Pagi & Petang?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ

Gunakanlah waktu pagi dan waktu sore, serta sebagian waktu malam untuk beribadah. (HR. Bukhari 39).


Imam Ali al-Qori menjelaskan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dzikir setip pagi dan sore, dan dua waktu ini adalah waktu istirahat dan waktu orang lalai.

Di samping itu, dua waktu ini menjelang pergantian suasana hari, dari gelap ke terang atau terang ke gelap.

Sehingga manusia butuh perlindungan untuk modal melintasi waktu malam atau waktu siang.

Ibnul Qoyim mengatakan,
أذكار الصباح والمساء بمثابة الدرع كلما زادت سماكته لم يتأثر صاحبه، بل تصل قوة الدرع إلى أن يعود السهم فيصيب من أطلقه

Dzikir pagi dan sore ibarat baju besi. Semakin banyak lapisan lempengnya, senjata tidak akan bisa menembus pemakainya. Bahkan, kekuatan baju besi bisa mencapai keadaan, dimana tombak bisa mental dan balik menyerang orang yang melemparnya.

Kapan Waktu Pagi dan Sore itu?

Mengenai waktu tepatnya, telah Allah sebutkan dalam al-Quran,
فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

Bersabarlah terhadap komentar yang mereka ucapkan, dan bertasbihlah dengan memuji Rabmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari. (QS. Thaha: 130).

Dan ketika kita tidak sempat melakukannya karena ketiduran atau ada kesibukan, kita bisa membacanya setelah terbit matahari untuk pagi atau terbenam matahari untuk waktu sore.

Baca Sambil Beraktivitas

Anda tidak harus membaca dzikir ini sambil duduk di atas sajadah, dengan tangan memegang tasbih. Anda bisa membaca dzikir ini dalam konndisi apapun. Kecuali di tempat yang tidak layak untuk menyebut nama Allah, seperti di toilet. Karena dzikir yang dipuji dalam al-Quran adalah dzikir yang dibaca setiap saat dan setiap kesempatan. Allah memuji Ulul Albab. Diantara sifat mereka adalah,

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ

Orang-orang yang rajin berdzikir kepada Allah ketika posisi berdiri, duduk, dan ketika berbaring.

Ketika anda berangkat kerja, anda bisa dzikir di kendaraan. Ketika pekerjaan anda padat di sore hari, anda bisa bekerja sambil berdzikir. Atau anda berdzikir di perjalanan pulang.

Dzikir Pagi Sore dan Keutamaannya

Berikut daftar dzikir pagi sore yang bisa anda rutinkan, berikut keutamannya,

Pertama, Ayat kursi
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيم،

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْـحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar

Keutamaan:
Dari Ubay bin Ka’ab radliallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika ada seorang jin yang mencuri kebun kurmanya. Jin itu beliau tangkap, untuk dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jin itupun memelas agar dilepaskan. Sebagai gantinya, dia memberikan satu wirid kepada Ubay. Jin itu mengatakan: Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum…(ayat kursi). Barangsiapa yang membacanya ketika sore maka dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai pagi.  Barangsiapa yang membacanya ketika pagi maka dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai sore. Kemudian, Ubay mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian yang dia jumpai. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Si makhluq jelek itu benar.” (maksud makhluq jelek adalah jin tersebut). (HR. An-Nasa’i, At-Thabrani dan dishahihkan al-Albani)


Kedua, membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas.

Surat Al Ikhlas
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ * اللهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa * Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu * Dia tidak memiliki anak dan tidak memiliki orang tua * dan tiada satupun (makhluq) yang sepadan dengan-Nya.



Surat Al Falaq
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Aku berlindung kepada Pemilik waktu subuh * dari kejahatan setiap apa yang Dia ciptakan * dari kejahatan malam apabila telah gelap * dan dari kejahatan tukang sihir yang meniup di simpul-simpul * serta dari kejahatan orang yang hasad apabila dia melakukan hasad.



Surat An Nas
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْـخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Aku berlindung kepada Pemilik manusia * Raja manusia * Tuhan manusia * dari kejahatan makhluq pembisik yang bersembunyi * yang membisikkan di dada manusia * dari golongan jin dan manusia

Keutamaan:
Dari Abdullah bin Khubaib dari bapaknya radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ucapkanlah: Qul huwa Allahu ahad dan al-Mu’awwidzataini ketika sore dan pagi tiga kali. Maka hal itu sudah cukup menjadi perlindungan bagimu dari (gangguan) segala sesuatu.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan al-Albani)

Keterangan:

  • Al Mu’awwidzataini: surat Al Falaq dan surat An Nas

  • Tiga surat tersebut dibaca sekaligus kemudian diulangi 3 kali



Ketiga, Membaca Doa
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الـمُلْكُ لِلَّهِ. وَالْـحَمْــــدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـــدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلـمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـــرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ. وَأَعُوذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّار وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan milik Allah selalu abadi, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya, semua kerajaan hanya milikNya, segala puji hanya milikNya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Rab-ku, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang ada di hari ini dan kebaikan yang ada pada sesudahnya. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang ada pada hari ini dan kejahatan yang ada pada sesudahnya. Wahai Rab-ku, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kondisi yang buruk di hari tua. Wahai Rab-ku, Aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan siksa di kubur

Keterangan:

  • Kondisi yang buruk di hari tua: semua keadaan buruk yang menimpa seseorang disebabkan lanjut usia. Seperti, pikun, kurang akal, atau pelupa.

  • Doa ini dibaca pagi hari. Untuk sore hari, kalimatnya diganti,

أَمْسَينَا وَ أَمْسَى الـمُلْكُ لِلَّهِ. وَالْـحَمْــــدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـــدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلـمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـــرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيلَةِ وَ خَيْرَ مَا بَعْدَهَا. وَأَعُوذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّار وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah selalu abadi, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya,… dst.

Hadis Selengkapnya:
Abdullah bin Mas’ud radliallahu ‘anhu menceritakan, “Ketika masuk waktu pagi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Ashbah-na wa ash-bahal mulku lillaah…dst. dan ketika masuk waktu sore, beliau membaca, amsai-na wa amsal mulku lillaah…dst.” (HR. Muslim)



Keempat, Membaca doa
اللَّهُمَ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلِيْكَ النُّشُورُ

Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan-Mu kami hidup dan dengan-Mu kami mati. Dan hanya kepadaMu kebangkitan (semua makhluq)

Keterangan:

  • Dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, artinya “dengan nikmat, penjagaan, dan mengingatMu kami memasuki waktu pagi..

  • Doa ini dibaca pagi hari. Untuk sore hari, kalimatnya diganti,

اللَّهُمَ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلِيْكَ النُّشُورُ

Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dan dengan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan-Mu….dst.

Hadis selengkapnya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika masuk waktu pagi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Allahumma bika ashbahnaa….dst.” (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan al-Albani)


Kelima, Sayyidul Istighfar (Pemimpin Istighfar)
اللَّهُمَ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَــنِـي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِـي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّـهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan, sekuat kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau

Keterangan:

  • Sayyidul istighfar : As Sayyid artinya pemimpin atau yang paling mulia. Disebut Sayyid karena dia menjadi tempat sandaran kebutuhan dan rujukan segala urusan.

  • Dzikir ini disebut pemimpin istighfar, karena dzikir ini mengandung ungkapan makna taubat yang menyeluruh. Di bagian awal, dzikir ini menyebutkan pujian untuk Allah dengan sanjungan yang sangat mulia. Kemudian, dilanjutkan dengan menyebutkan kondisi hamba pada keadaan yang paling lemah.  Sehingga, orang yang membaca dzikir ini, berada di puncak sikap menundukkan diri kepada Dzat Yang Maha Agung. Sehingga dia menjadi bacaan istighfar yang paling utama.

  • Makna ‘Aku akan setia pada perjanjianku denganMu’ : maksudnya adalah perjanjian untuk selalu mentauhidkan Allah. Perjanjian ini Allah terikat melalui pertanyaan Allah kepada semua keturunan Adam, yang disebutkan di surat Al A’raf, dimana Allah berfirman (yang artinya): “Bukankah aku ini Tuhan kalian? Mereka menjawab: Betul.” (QS. Al A’raf: 172)

  • Keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan: maksudnya, aku yakin bahwa jika aku memenuhi janjiku maka Engkau akan memenuhi janjiMu berupa surgaMu.

Keutamaan:

Dari Syaddad bin Aus radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، ….» . قَالَ « وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Sayyidul istighfar adalah bacaan: Allahumma anta rabbii….dst. Barangsiapa yang membacanya di siang hari dengan meyakini isinya, kemudian dia meninggal di hari itu sebelum masuk waktu sore maka dia termasuk penduduk surga. Barangsiapa yang membacanya di awal malam dengan meyakini isinya, kemudian dia meninggal sebelum masuk waktu pagi maka dia termasuk penduduk surga.” (HR. Ahmad, Bukhari dan yang lainnya).

Demikian bagian pertama untuk dzikir pagi petang yang manfaatnya ibarat baju besi bagi manusia. insyaaAllah bersambung ke zikir lainnya.

Allahu a’lam.

Bacaan Doa Setelah Sholat Fardhu


RMI Alur Cucur - Doa Setelah Sholat Fardhu merupakan tahapan yang di lakukan setelah selesai sholat fardhu/sunnah, dianjurkan membaca dzikir setelah shalat, yang kemudian dilanjutkan dengan Doa Setelah Sholat Fardhu/sunnah dalam bahasa arab.

Karena (alhamdulillah) bacaan Dzikir sudah pernah kami share, maka pertemuan ini kami akan menyajikan lafadz Doa Setelah Sholat Fardhu lengkap arab, latin dan artinya. Doa sesudah shala tini baik diamalkan ketika selesai shalat fardhu maupun setelah sholat sunnah.

Pada dasarnya, bacaan Doa Setelah Sholat Fardhu merupakan Kumpulan Doa-doa Islami Bahasa Arab yang digabungkan atau dibaca sesudah sholat. Misalnya, membaca doa memohon dijauhkan dari kejahatan, kemudian disusul/dilanjutkan dengan doa selamat dunia akhirat dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut langsung saja kami sajikan lafadz bacaan doa setelah sholat dalam bahasa arab, tulisan latin dan artinya lengkap yang secara umum diamalkan oleh masyarakat kita.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN. HAMDAY YU-WAAFII NI'AMAHUU WA YUKAAFI'U MAZIIDAH. YAA RABBANAA LAKALHAMDU WA LAKASY SYUKRU KA-MAA YAMBAGHIILIJALAALIWAJHIKA WA 'AZHIIMISUL-THAANIK.

Artinya :
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ.

ALLAAHUMMA SHALLIWASALLIM 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. SHALA ATAN TUN AJIHNAA BÍHAA MINJAMII'IL AHWAALI WAL AAFAAT. WA TAQDHII LANAA BIHAA JAMII'AL HAAJAAT. WA TUTHAHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII'IS SAYYI'AAT. W ATARFA ' UN A A BIHAA 'INDAKA ' A'LADDARAJAAT. WA TUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHAL GHAAYAATI MIN JAMII'IL KHAIRAATIFIL HAYAATIWA BA'DAL MAMAAT. INNAHU SAMII'UN QARIIBUM MUJIIBUD DA'AWAAT WAYAA QAADHIYAL HAAJAAT.
Artinya :
Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.

ALLAAHUMMA INNAA NAS'ALUKA SALAAMATAN FTDDIINI WADDUN-YAA WAL AAKHIRAH. WA 'AAFIYA-TAN FIL JASADI WA SHIHHATAN FIL BADANI WA ZIYAADATAN FIL 'ILMI WA BARAKATAN FIRRIZQI WA TAUB ATAN QABLAL MAUT WA RAHM ATAN 'INDALMAUT WA MAGHFIRATAN BA'D AL MAUT. ALLAAHUMMA HAWWIN 'ALAINAA FII SAKARAATIL MAUT WAN NAJAATA MINAN NAARI WAL 'AFWA 'INDAL HISAAB.
Artinya :
Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab.

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

ALLAAHUMMA INNAA NA'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL HARAMI WA 'ADZAABIL QABRI.
Artinya :
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan dari azab kubur

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا.

ALLAAHUMMAINNAA NA'UUDZU BIKA MIN 'ILMIN LAA YANFA' W AMIN QALBIN LAA YAKHSYA' W AMIN NAFSIN LAA TASYBA' WAMIN DA'WATIN LAA YUSTAJAABU LAHAA.
Artinya :
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak terkabul.

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ

RABBANAGH FIRLANAA DZUNUUBANAA WA LIWAA-LIDIINAA WALIMASYAAYIKHINAA WA LIMU'ALLI-MIENAA WA LIMAN LAHUU H AQQUN' ALAIN AA WA LIM AN AHABBA WA AHSANA ILAINAA WA LIKAAFFATIL MUS LIMUN A AJMA'IIN.
Artinya :
Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

RABBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS SAMII'UL 'ALIIM, WA TUB 'ALAINAA INNAKA ANTAT TA WWA ABUR RAHIIM.
Artinya :
Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR.
Artinya :
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

WASHALLALLAAHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMA-DIN WA'ALAA AALIHIWA SHAHBIHIIWA SALLAM, WAL HAMDU LILLAAHIRABBIL 'AALAMIIN.

Artinya :
Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam

Itulah Doa Setelah Sholat Fardhu atau sunnah bahasa arab lengkap. Anda dapat menambahkan lagi doa-doa lainnya, misalnya Bacaan Doa Khusnul Khotimah atau doa-doa yang lainnya. Semoga bermanfaat.

Bacaan Dzikir setelah Sholat Fardhu


RMI Alur Cucur - Dzikir setelah Sholat Fardhu Sangat dianjurkan untuk kita semua, kemudian dilanjutkan dengan doa setelah sholat. Kata orang tua, jika seseorang saat selesai salam (dalam sholat) langsung pergi tanpa terlebih dahulu dzikir, maka kelak di alam kubur ia akan menjadi seekor monyet. Entah itu benar adanya atau hanya sekedar menakut-nakuti anaknya agar mereka pada melakukan dzikir sesudah / setelah sholat fardhu.

Dalam lafadz dzikir setelah sholat, baik itu sholat wajib maupun shalat sunnah, bacaannya bermacam-macam. Seperti membaca Istighfar, membaca surat Al-Fatihah, Membaca Ayat Kursi, membaca takbir, tahlil dan masih banyak lagi.

Untuk lebih jelasnya, silakan langsung saja simak dan pelajari dzikir setelah sholat  dalam bahasa arab, tulisan latin dan artinya berikut ini :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) AL-LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIH(I). (Dibaca 3x)

  لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

LA_ ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA_ SYARIIKALAH(U), LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYII WAYUMIITU WAHUWA 'ALA_KULLI SYAI'IN(g)QODIIR(u). (Dibaca 3x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

ALLOHUMMA AN(g)TASSALA_MU WA MIN(g)KASSALA_MU WA ILAIKA YA'UWDUSSALA_M(u), FAKHAYYINA_ ROBBANA_ BI_SSALA_MU WA ADKHILNALJANNATA DA_ROSSALA_MI TABA_ROKTA ROBBANA_ WA TA'A_LAITA YA_DZA_LJALA_LI WAL IKRO_M(i)

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A'UUDZU BI_LLAHIMINASY-SYAITHO_NIRROJIIM(i)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

BISMILLAHIRRO'HMANIRRO'HIIM(i)

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَآلِّيْنَ. آمِيْنَ

AL'HAMDULILLAHIROBBIL'AaLAMIiN(i) - ARRO'HMANIRRO'HIM(i) - MALIKI YAWMIDDIiN(i) - IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IiN(u) - IHDINASH-SHIRO_THOLMUSTAQIiM(a) - SHIRO_THOLLADZIiNA AN'AMTA 'ALAIHIM GHOIRILMAGH-DHUuBI 'ALAIHIM WALA_DHO_LLIiN(a) - AaMIiN(a).

وَإِلهُكُمْ إِلهٌ وَاحِدٌ لآ إِلهَ إِلَّا هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. اَللهُ لآاِلهَ اِلاَّ هُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ طلَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

WA ILAAHUKUM ILAAHUW WAA HIDU LAA ILAAHA ILLAA HUWAR ROHMAANUR ROHIIMU. ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA  HUWAL HAYYULQOYYUuM(u). LAA TA’KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA’LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN ‘ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI’A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL ‘ALIYYUL AZHIIM

إِلَهَنَا رَبَّنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا سُبْحَانَ اللهِ
سُبْحَانَ اللهِ

ILAHANA_ ROBBANA_ AN(g)TAMAULA_NA_ SUB'HANALLOH(i)
SUB'HANALLOH (Dibaca 33x)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا اَلْحَمْدُ ِللهِ 
 اَلْحَمْدُ ِللهِ

SUB'HA_NALLOHI WABI'HAMDIHI DA 'IMAN ABADAN AL'HAMDULILLAH(i)
AL'HAMDULILLAH (Dibaca 33x)

اْلحَمْدُ ِللهِ عَلىَ كُلِّ حَالٍ وَفِي كُلِّ حَالٍ وَبِنِعْمَةِ يَا كَرِيْمُ
اللهُ أَكْبَرُ

AL'HAMDULILLAHI 'ALA KULLI'HA_LINN WAFIiKULLI'HALIN WABINI'MATI YA_KARIiM(u)
ALLOHU AKBAR (Dibaca 33x)

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

ALLOHU AKBAR(u) KABIiRON WAL'HAMDULILLAHI KATSIiRON WASUB'HA_NALLOHI BUKROTAN WA ASHIiLAN, LA_ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA_SYARIiKALAH(u), LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYIi WAYUMIiTU WAHUWA 'ALA_KULLI SYAi IN(g)QODIiR(u). WALA_'HAWLA WALA_QUWWATA ILLA_BI_LLAHIL 'ALIYYIL'ADZHIiM(i).

أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ (di baca 3 kali)، إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ

ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) (Dibaca 3x), INNALLOHA GHOFUURURO'HIIM(u)

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ

AFDHOLUDZ-DZIKRI FA_'LAM ANNAHU...

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

LA ILAHA ILLALLOH(u) (Dibaca 33x)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ اْلآمِنِيْنَ

LA ILAHA ILLALLOHU MU'HAMMADUROSUULULLOHI SOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM(a), KALIMATU'HAQQIN 'ALAIHA_ NA'HYA_ WA 'ALAIHA_ NAMUUTU WA BIHA_ NUB'A-TSU IN(g)SYA_ 'ALLOHU MINAL AMINIIN(a).

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan doa setelah sholat.

Perlu diketahui, setiap daerah mungkin berbeda-beda untuk bacaan dzikirnya ketika selesai sholat. Bacaan diatas merupakan dzikir singkat dan biasa kami baca (sesuai di daerah tempat kami tinggal).