"Dek kenapa anak kucing dan anjing tiap ketemu selalu berantem?" becandaan suamiku sebelum ia pamit tidur padahal hari masih belum terlalu larut kisaran pukul 21:01.
"Yach namanya juga anak-anak Bang. Hahahahaha... Abang tuch kalau tebak-tebakan sama aku pasti kalah. Week."
"Iya.. iya abang selalu kalah. Sini dech abang bisikin." Kudekatkan telinga kiriku pada bibir Abang. Seraya dia ucapkan "Ana uhibbuky, ya habibi*."
"Na'am*. Sebelah kanan juga Bang dibisikin biar tak iri." Anggukan Abang mengiyakan. "Wahai bidadari surga tersenyumlah untukku malam ini saja." "Gombal,"jawabku sambil manyun. Abang hanya tersenyum menatapku.
Tahu-tahu Abang udah mencium keningku lamaaa banget tak seperti biasanya. Dia juga peluk tubuhku, dibelainya rambut hitamku. "Abang bobok dulu yah."
"Hu'um." Kulangkahkan kakiku keluar kamar, kulanjutkan aktifitas rumah tangga.
Asyik beraktifitas tak terasa ternyata jam dinding menunjukkan pukul 23:00 saatnya kurebahkan badan untuk mengistirahatkan diri. Kupeluk badan Abang yang pulas berada disampingku.*
Si jago ribut berkokok membangunkan para manusia. Menandakan hari telah beranjak pagi.
"Abang sholat Shubuh yuuk."
"Abang ayukkk, kagak pake' becanda dech keburu habis Shubuhnya." Entah berapa kali kugoyang-goyangkan badannya. Namun Abang tetap diam tak bersuara. Kupegang tangannya. Astagfirullah... dingin banget. Kudekatkan telunjuk tanganku pada hidung Abang memastikan nafasnya berhembus tidak. Terakhir kupegang pergelangan tangannya mengecek nadinya juga kurebahkan kepalaku didadanya memastikan jantungnya masih berpacu. "Tidakkkkk... Abangggg... Innalillahi wainnailaihi rojiun." Ternyata inilah firasat semalam mengapa Ia memintaku tersenyum malam ini saja.
"Mengapa aku tak pernah tahu bahwa inilah firasat. Mengapa secepat ini Ia meninggalkanku.Padahal kesehatannya baik-baik saja." Umpatku sendiri sembari menarik handpone guna mengabarkan para kerabat. Derai kristal bening dikelopak mataku tak sanggup dibendung lagi. "Ya Rabb berilah hamba kekuatan untuk menjalani kehidupan kedepan, bukankah hidup mati hambaMu mutlak rahasiaMu."
TAMAT