Seperti yang diberitakan beberapa hari yang lalu, dilaporkan bahwa Angola mengharamkan Islam berkembang di negaranya. Namun pejabat pemerintah di sana membantah hal itu. Berita kontroversi tentang negara Angola telah melarang Islam dan mulai merobohkan masjid dibantah dengan keras oleh Direktur Departemen Institut Nasional, Kebudayaan dan Urusan Agama Angola, Manuel Fernando, Selasa lalu .
" Tidak ada perang di Angola terhadap Islam atau agama lain apapun, " kata Fernando kepada Agence France – Presse ( AFP ) .
" Tidak ada keputusan resmi yang menargetkan penghancuran atau penutupan tempat - tempat ibadah setiap agama sekalipun . "
Namun , menurut seorang sumber yang merupakan anggota masjid yang diarahkan tutup atas perintah pemerintah provinsi Huambo, ini merupakan masjid ke - 60 yang ditutup di Angola .
Seorang pemimpin Islam terkemuka Angola, David Ja menegaskan bahwa pemerintah telah terlibat dalam " penganiayaan politik " dan " intoleransi agama " serta menolak bantahan Fernando.
" Sebuah masjid ditutup minggu lalu di Huambo ( selatan Angola ) dan minggu ini kami telah diungkapkan dengan tekanan kerkaitan dengan sebuah masjid di Luanda , " katanya .
Ja dilaporkan juga memberitahu exame Angola bahwa " masyarakat Islam merasa marah dengan penutupan tempat - tempat ibadah mereka . "
Sementara itu , mufti Mesir Shaqi Allam telah memberi pernyataan tentang laporan penganiayaan anti - Islam oleh pemerintah Angola itu .
“ Mereka tidak hanya memicu provokasi umat Islam Angola, bahkan kepada lebih dari 1,5 miliar umat Islam di seluruh dunia . "
Namun , laporan penindasan terhadap umat Islam Angola itu tetap ditepis keras oleh petugas kedutaan republik itu di Amerika Serikat, dalam wawancara yang diadakan oleh International Business Times .
" Republik Angola adalah sebuah negara yang tidak menerapkan intervensi terhadap soal agama , " kata pejabat tersebut .
" Kami memiliki banyak agama di sana , dan kami mendukung kebebasan beragama . Kami memiliki Katolik, Protestan , Baptis , umat Islam dan Evangelis . "
Seorang lagi pejabat mengkonfirmasi Senin lalu bahwa kedutaan Angola tidak memiliki informasi tentang larangan Islam atau plot oleh pemerintah untuk menghancurkan masjid .
" Saat ini , kami tidak memiliki informasi tentang itu . "
Lanjutnya , " Kami membaca tentang seperti Anda di Internet . Kami tidak memiliki apa - apa melihat bahwa apa yang Anda baca di internet adalah benar . "
Jumat lalu , koran La Nouvelle Tribune menerbitkan sebuah artikel yang mengutip pernyataan beberapa pejabat Angola , termasuk Menteri Kebudayaan Rosa Cruz , yang menyatakan : " Proses ibadah Islam tidak memiliki persetujuan oleh Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia , masjid mereka akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut . "