Musafir Shalat Maghrib bersama Jamaah Shalat Isya ?

 
Pertanyaan : dalam keadaan safar, belum Maghrib, kemudian beristirahat di rest area tepat saat di masjid sholat isha. Bagaimana yg harus dilakukan?

Anang Nugrahanto

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dibolehkan terjadinya perbedaan niat dan cara shalat antara imam dan makmum. Ini merupakan pendapat madzhab Syafiiyah, madzhab Hambali, dan pendapat yang diriwayatkan dari Thawus, Atha’, al-Auza’i, dan Abu Tsaur. (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 70656)

Bagaimana Tata Caranya?

Makmum musafir hendak shalat Maghrib di masjid yang sedang dilaksanakan shalat Isya’. Makmum bisa langsung bergabung, ketika imam bangkit ke rakaat keempat, ada 2 pilihan untuk makmum:

Pertama, Makmum musafir duduk tasyahud akhir shalat Maghrib, dan memperlama duduknya, sampai imam duduk tasyahud akhir shalat Isya’, lalu dia salam bersama imam.

Kedua, Makmum langsung menyelesaikan shalat Maghrib sampai salam, lalu jika imam belum selesai shalat Isya’, dia bisa langsung mennyusul shalat Isya’ bersama imam, masbuk di rakaat terakhir.

Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang kasus seperti di atas. Penjelasan beliau,

Bahwa di sana ada 3 pendapat,

Pertama, makmum boleh ikut gabung shalat jamaah Isya’ dengan niat shalat Maghrib. Ketika imam bangkit ke rakaat keempat, maka makmum ini duduk tasyahud akhir, sampai salam. Kemudian bangkit lagi untuk ikut shalat jamaah Isya’ bersama imam.

Kedua, makmum ikut shalat jamaah dengan niat shalat Isya’. Sehingga dia shalat 4 rakaat bersama imam. Selesai shalat Isya’, dia shalat Maghrib. Dalam kondisi ini, tidak ada kewajiban baginya untuk mengikuti tertib shalat, agar bisa mengikuti shalat jamaah.

Ketiga, dia shalat Maghrib sendirian di belakang shaf. Selesai shalat, dia langsung bergabung shalat Isya’.

Kemudian beliau memberikan tanggapan, Untuk dua pendapat terakhir, ini bermasalah.
Untuk pendapat kedua, bermasalah dari sisi, tidak mengikuti tertib urutan shalat wajib. Isya’ dulu baru Maghrib.

Untuk pendapat ketiga, bermasalah dari sisi, dia shalat sendiri sementara ada yang shalat berjamaah, sementara dia berada di masjid yang sama, di waktu yang sama. Dan ini termasuk tanda perpecahan umat.

Sehingga pendapat yang lebih mendekati adalah pendapat pertama. Beliau mengatakan,

أما القول الأول الذي ذكرنا أنه الصحيح ، فربما قال قائل إن فيه محذوراً وهو تسليم هؤلاء قبل أن يسلم إمامهم ، وهذا في الحقيقة ليس فيه محذور ، فقد ورد انفراد المأموم عن الإمام في مواضع من السُّنَّة ، منها : صلاة الخوف ، فإن الإمام يصلي بهم ركعة ثم يتمون لأنفسهم وينصرفون


Untuk pendapat pertama yang kami sebutkan, ini yang shahih. Bisa jadi ada orang yang komentar, “Itu ada yang bermasalah, dia salam sebelum imam salam.”

Dan sebenarnya ini bukan masalah. Karena terdapat beberapa dalil sunah yang membolehkan makmum untuk memisahkan diri dari imam. Diantaranya, shalat khouf. Imam berjamaah dengan

makmum satu rakaat, selanjutnya makmum menambahkan kekurangannya sendiri-sendiri sampai selesai.

(Liqa bab maftuh, 3/425).

Allahu a’lam

Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah Saya ucapkan kepada Allah dan Solawat Beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW

0 komentar: